DEWA RUCI |
Kadibyan Akaca - Jumat, 20/09/2013 - 20:11 - Dalam buku Sejarah Wayang Purwa terbitan P.N. Balai Pustaka 1968
halaman 134, Hardjowirogo selaku penulis buku tersebut menggambarkan Dewa Ruci
memiliki makna Dewa yang halus, dewanya Werkudara (Sang Bima Sena). Ketika Sang
Werkudara berguru Ilmu Kemanusiaan
kepada Pandita Durna, ia bertemu dengan dengan Dewa Ruci yang merupakan pribadi
dirinyanya yang sesungguhnya. Maka dalam gambar wayangnya, Dewa Ruci memiliki
wajah yang sama persis dengan wajah Werkudara Sang Bima Sena hanya bentuk
tubuhnya lebih kecil.
Suatu ketika
Werkudara berguru pada Dewa Ruci tentang Ilmu Kesempurnaan. Maka disuruhnya Werkudara
oleh Dewa Ruci masuk ke dalam badannya yang kecil itu. Werkudara merasa heran dan bertanya kepada Dewa Ruci:
“Apakah tubuhmu yang
kecil itu bisa aku masuki?” menjawab pertanyaan demikian Dewa Ruci pun menjawab,
“Jangankan hanya sebesar tubuhmu, dunia dan seisinya pun dapat masuk ke dalam
tubuhku ini, wahai Werkudara!”
Hal yang demikian
itu merupakan lambang bahwa alam kejiwaan manusia lebih luas dari alam dunia
dan seisinya.
Dalam pewayangan
Dewa Ruci digambarkan memiliki mata telengan, berhidung mancung dengan bentuk
dempak, berambut keriting terkembang, sunting waderan, dan berkuku “pancanaka”,
berkain poleng, serta bersepatu yang merupakan ciri dari seorang dewa. Karena tubuhnya
yang kecil, Dewa Ruci dikenal juga dengan sebutan Dewa Kerdil. (SP091257)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar